BAB I
PENDAHULUAN
Ekosistem laut merupakan suatu kumpulan integral
dari berbagai komponen abiotik (fisika-kimia) dan biotik (organisme hidup) yang
berkaitan satu sama lain dan saling berinteraksi membentuk suatu unit
fungsional. Komponen-komponen ini secara fungsional tidak dapat dipisahkan satu
sama lain. Apabila terjadi perubahan pada salah satu dari komponen-komponen
tersebut (misalnya perubahan nilai parameter fisika-kimia perairan), maka
akan menyebabkan perubahan pada komponen lainnya (misalnya perubahan kualitatif dan kuantitatif organismenya). Perubahan ini tentunya dapat
mempengaruhi keseluruhan sistemyang ada, baik dalam kesatuan struktur
fungsional maupun dalam keseimbangannya. Kelangsungan suatu fungsi ekosistem
dapat menentukan kelestarian dari sumberdaya hayati sebagai komponen yang
terlibat dalam sistemtersebut. Oleh sebab itu, untuk menjamin sumberdaya
hayatinya, maka hubungan-hubungan ekologis yang berlangsung di antara
komponen-komponen sumberdaya hayati yang menyusun suatu sistem, perlu diperhatikan
Dari seluruh komponen biotik yang ada, maka salah
satu di antaranya yangmenarik untuk
dikaji adalah organisme subtidal, yaitu daerah yang terletek antarabatas air surut terendah di pantai dengan ujung paparan dunia yang di pengaruhi oleh beberapa faktor lingkungan
antara lain: pergerakan ombak, salinitas, suhu, penetrasi cahaya, persediaan
makanan, topograpi. Dan organisme yang hidup pada zona subtidal diantaranya:
lamun, anemone, siput laut, ganggang coklat, ganggang merah, bintang laut dan
sebagainya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Definisi
Zona Subtidal merupakan daerah yang terletek antara
batas air surut terendah di pantai dengan ujung paparan benua (continental
shelf), dengan kedalaman sekitar 200 meter. Pada skema klasifikasi,ah ini
dikenal sebagai sublitoral. Zona paparan atau sublitoral adalah zona
bentik pada paparan benua di bawah zona pelagik neritik. Zona ini mendapat
cahaya dan pada umumnya dihuni oleh bermacam jenis biota laut yang melimpah
dari berbagai komunitas, termasuk padang lamun dan terumbu karang. Zona
subtidal meliputi daerah dibawah rata-rata level pasang surut yang rendah dan
biasanya selalu digenangi air secara terus menerus.
2.2 Zonasi/Distribusi
Zonasi zona subtidal terdiri dari:
1. Lingkungan
sedimen tanpa vegetasi. Habitat yang tidak bervegetasi biasanya terdapat di
daerah intertidal yang merupakan wilayah pantai terbuka yang terletak antara
titik pasang tertinggi dan titik surut terendah, atau disebut juga dengan zona pasang surut. Zona ini merupakan zona yang
paling dinamis karena di zona ini terjadi fenomena pasang surut air laut dan
adanya energi gelombang yang besar (Nybakken & Bertness 2005). Dengan
adanya fenomena ini, habitat di daerah ini memiliki beberapa sifat yang khas,
yaitu:
a. Sedimen
mengalami pergantian kondisi terekspos (terdedah) dan terendam secara periodik
sejalan dengan siklus pasang surut yang terjadi.
b. Sedimen
mengalami dinamika yang cukup hebat sebagai konsekuensi dari turbulensi air
laut yang dapat meresuspensi, mendeposisi dan mengagitasi sedimen.
c. Sedimen
mengalami tekanan faktor-faktor daratan sebagai konsekuensi dari posisinya yang
berbatasan langsung dengan daerah teresterial (De Deckere et al. 2001).
Karakteristik habitat yang khas ini dapat mempengaruhi kehidupan organisme
bentik pada umumnya.
2. Substrat
keras yang didominasi oleh tanaman dan hewan berkulit keras.
3. Hamparan
dan hutan kelp.
4. Daerah
padang lamun.